Wah, postingan pertama saya di tahun 2011. Yaah, setelah begitu lama angrem (hint:mengeram kek ayam)
akhirnya ada kesempatan buat posting. Sembari nunggu mata kuliah berikutnya, tiba2 kepengin nulis sesuatu.
akhirnya ada kesempatan buat posting. Sembari nunggu mata kuliah berikutnya, tiba2 kepengin nulis sesuatu.
Pagi ini saya dapet pelajaran dari dosen saya yang sangat mengena di hati. Bukan materi mata kuliah. Lebih kayak nasihat, advice, wejangan gitu lah dan sedikit banyak menggugah semangat saya ini.
1. Pekerjaan/tugas (berkaitan dengan tugas mata kuliah) bukan untuk dipikirkan tapi dikerjakan.
Dari kalimat tersebut sudah jelas maksudnya kaan?? Bagaimana pekerjaan bisa selesai kalau kita bisanya cuma “Puyeng mikirin tugas!!!” Kapan tugasnya selesai kalau hanya dipikir. Beraksi dong, harus ada visi, misi dan aksi. Ibaratnya mikir itu adalah VISI, tugas jadi MISInya, naaah mengerjakannya itu AKSI. Selesai dah tugasnya.
Jadi inget, pernah baca buku (lagi2 lupa buku apaan,hihihi) tentang visi, misi, aksi itu. Marilyn King (atlet panca lomba olimpiade) punya sebuah rumus jitu untuk menggapai sebuah kesuksesan. Begini rumusnya, kakinya bertanduk, hewan apa namanya (hlo???hehehe):
Gairah+ Visi + Aksi = Sukses
Ketika kita menginginkan sesuatu, kita harus punya yang namanya gairah,semangat, passion, greget untuk mencapainya. Tak cukup dengan gairah, semangat yang menggebu-gebu, ataupun greget segreget-gregetnya (lha kosakata darimana ini???) tetapi kita juga perlu merealisasikan semangat kita untuk mencapai sesuatu tersebut dengan sebuah tindakan. Stop thinking, just do it, begitu kata sederhananya.
Lalu pernahkah Anda melamun??? Tentu pernah. Sebenarnya melamun atau berangan – angan dapat mengantarkan kita pada kesuksesan. Ada sebuah quote berkata (halah2…) “Man are genious when he dreams”. Hebat bukan. Berangan2, bermimpi, melamun bisa melahirkan ide2 jenius dan menjadi jembatan kesuksesan kita itu kalau kita mau mewujudkannya dengan sebuah tindakan. Bertindaklah sesuai dengan yang ada diangan – angan kita. Tentunya dengan syarat apa yang kita angankan adalah hal yang positif dan bukan sesuatu yang bersifat destruktif.
Umpamakan begini : saya ingin semester ini bisa membuat sebuah PKM (Program Kreativitas Mahasiswa), ide2 sudah banyak bermunculan di benak saya. Saya bersemangat. Akan tetapi saya hanya bersemangat memikirkannya, ide2 saya biarkan di benak saya, saya tak melakukan tindakan real untuk mewujudkan PKM yang ada dibenak saya tersebut, kalau kata orang Jawa “Ora ono gerakane”. Tentu seberapa pun lamanya, saya tidak akan mungkin berhasil membuat sebuah PKM karena saya sedang melamun.
Dengan kata lain: Gairah + Visi – Aksi = Melamun
Lain halnya bila ide2 pembuatan PKM tersebut saya realisasikan. Saya mulai mengikuti seminar berkaitan dengan pembuatan PKM, dilanjutkan dengan membuat sebuah proposal dan mengajukannya kepada dosen pembimbing, dan seterusnya. Akan tetapi, ternyata saya kurang bersemangat mengingat tujuan saya membuat PKM tersebut hanya dalam rangka untuk memenuhi persyaratan pengajuan beasiswa, tidak sepenuh hati, yang penting PKMnya jadi. Lha kalau gitu malah jadi serba tanggung. Bukankah akan lebih baik jika pengajuan beasiswa kita diterima dan PKM kita masuk ke dalam jajaran PKM terbaik???
Jadi, Visi + Aksi – Gairah = Serba Tanggung
Masih berkaitan dengan gairah, visi, dan aksi. Saya punya sebuah ilustrasi, alkisah (jeileeh…) Udin anak desa (bagi Anda yang bernama Udin, jangan tersinggung,piss,hehehe) dimintai tolong oleh ayahnya untuk membeli cat tembok.
Lalu dengan bersemangat ia bergegas mengendarai sepeda motornya menuju ke kota untuk membeli apa yang dipesan oleh ayahnya. Di tengah perjalanan Udin lupa barang apa yang dipesan oleh ayahnya, tapi ia tetap menuju ke kota. Sesampainya di kota ia berhenti di depan sebuah apotik, dengan nekad dan kePDan tingkat tinggi masuklah ia ke apotik tersebut. Tentunya Mbak Apoteker (kebetulan Mbak2) menanyai si Udin “Mau cari apa, Mas?”
Kata Udin “Bentar Mba, saya nelpon Bapak dulu, tadi lupa pesenannya apa.”
Usai bertelepon ria dengan sang Bapak, si Udin nyengir ke si apoteker sambil berkata “wah, bapak saya minta dibeliin cat tembok, Mba”.
“Lha, nyari cat tembok kok di apotik, Mas” sembari ikut – ikutan nyengir membalas cengiran kuda Udin.
Selamat Udin, Anda sampai di tempat yang keliru, salah tempat Maaaas!!!! |(*o*)/. Itu gambaran sederhana jika anda melakukan sesuatu tanpa visi, semangat dalam beraksi tapi sampai di tempat yang salah. Bisa dikatakan:
Gairah + Aksi – Visi = Sampai di tempat keliru
2. Saat mengalami masa sulit bagaimanapun Anda mengeluh, Anda tetap harus melewatinya.
Awal semester tugas kuliah belum begitu menumpuk, masih bisa nyantai2. Taapiii…tunggu minggu ke 2 atau ke 3, tugas mulai menumpuk. Hampir setiap dosen memberikan tugas. Tak jarang kita sering mendengar keluhan teman atau malah kita sendiri pun mengeluh “Waaa, tugase akeeh pisaan, puyeeeng!!!” (bagi Anda yang tidak memahami kosakata Ajaib tersebut inilah translatenya : “Waaa, tugasnya banyaak bangeeet, pusiiing!!!”). Atau keluhan lainnya seperti “Weh, Pak Dosen kejem banget ngasih tugasnya” (ini versi omongan lebay, wkwkw). Atau begini “Maamaaa, akuu ingiiin pulaaang”(sambil nangis2 ga jelas)=> versi anak mama yang nyasar ke negeri orang, xixixi (bagi yg ngrasa, cukup nyengir saja ga usah tersinggung yaaa,hehehe ^_^v).
Yang perlu kita pertanyakan adalah apakah dengan mengeluh seperti itu tugas2 akan selesai? Apakah dosen akan memberikan nilai berdasarkan jumlah keluhan yang kita lontarkan?? Tentu saja tidak. Yang perlu kita lakukan adalah menghadapi tugas2 tersebut dan menyelesaikannya dengan sebaik2nya. Bukankah meski Anda mengeluh Anda tetap harus menyelesaikan tugas tersebut?? Dengan mengeluh justru kita hanya membuang energi, waktu, dan pikiran yang seharusnya bisa kita gunakan untuk menyelesaikan tugas tersebut.
Jadi siapa pun Anda, masa sulit/masalah seperti apapun yang Anda jumpai berhentilah mengeluh. Hadapi saja dan selesaikan masalah tersebut dengan sebaik-baiknya. Anda boleh sesekali mengeluh. Mengeluh hanya sekedar untuk melepaskan ketegangan, me-rileks-kan diri, sedikit melepas beban pikiran. Yah namanya juga manusia, ada batasnya. Tapi ingat jangan berlarut-larut. Ga ada gunanya, buang2 energi & waktu saja.
Ingat bagaimanapun Anda mengeluh Anda harus melewatinya/menghadapinya. Tak ada masalah yang terlalu besar untuk dihadapi dan tak ada langkah yang terlalu panjang untuk dijalani ketika kita bisa menyikapi setiap kejadian yang terjadi dengan hati yang jernih dan kepala dingin (quote). Daripada mengutuki kegelapan lebih baik ambil sebatang lilin dan nyalakan. Jadi, berhenti mengeluh dan selesaikan masalah/tugas Anda.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan sampaikan kritik, saran, masukan biar blog saya lebih oke. sumbangan pemikiran sangat berharga buat saya, apalagi sumbangan uang,hehehe. Terimakasih, maturnuwun, thanks, gomawoyo..